Program Jogo Tonggo Kurang Tepat

Program Jogo Tonggo Kurang Tepat

Program Jogo Tonggo Kurang Tepat

Program Jogo Tonggo merupakan salah satu upaya untuk saling tolong-menolong antar warga di suatu daerah semasa Pandemi Corona. Saat ini, pejabat DPRD Provinsi Jawa Tengah dalam fraksi PKB mengkritisi tentang pemberlakuan Program Jogo Tonggo yang pertama kali digagas oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Menurut Achmad Fadlun, anggota DPRD fraksi PKB, Program Jogo Tonggo kurang tepat diterapkan di situasi seperti ini karena agendanya kurang terstruktur dan kurang komprehensif. Anehnya, program yang kurang terstruktur masih saja dilanjutkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk masyarakat. Menurut Fadlun, program tersebut tidak dapat menangani permasalahan COVID-19 secara komprehensif dan hanya menghamburkan anggaran negara. Dia menilai program tersebut tidak efektif dalam penanganan penyebaran COVID-19.

Anggaran Program Jogo Tonggo

Program Jogo Tonggo merupakan program bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk setiap desa di Kabupaten di Jawa Tengah. Bantuan tersebut diberikan kepada Pemerintah Desa senilai Rp. 10 juta dalam bentuk berupa barang, seperti masker, APD, thermogun, penyemprot, dan cairan desinfektan. Program tersebut diberikan kepada Pemerintah Desa melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bekerja sama dengan PMI dan BPBD mulai dari 10-30 Juni 2020.

Menurut Fadlun sebagai Komisi E DPRD Provinsi Jateng, setiap desa di kabupaten ada yang berada pada zona merah, ada yang zona kuning, dan ada yang zona hijau. Jika program tersebut dipukul rata, desa dengan zona hijau sudah jelas tidak terlalu membutuhkan bantuan tersebut. Tentunya bantuan tersebut menjadi sia-sia sehingga menghamburkan anggaran negara. Sebagai informasi tambahan, program Jogo Tonggo baru dimunculkan saat virus Corona menyebar di Jawa Tengah. Program tersebut akan menjadi efektif untuk desa yang berada dalam zona merah dan kuning sehingga tepat sasaran dan bermanfaat. Berdasarkan data terbaru, ada sebanyak 7.809 desa yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Tentunya anggaran besar yang harus dikucurkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk program Jogo Tonggo yaitu Rp78.090.000.000. Program tersebut menjadi kurang relevan dan efektif untuk masa sekarang ini karena telah memasuki kebijakan New Normal.

Lalu, Bagaimana Kelanjutannya?

Program Jogo Tonggo seharusnya direalisasikan pada bulan Maret atau April 2020 ketika pandemi Corona sedang merebak dan masyarakat tidak diperbolehkan keluar rumah atau mudik. Untuk sekarang ini, program tersebut kurang efektif karena masyarakat mulai berani keluar rumah demi mencukupi kebutuhan hidup. Masyarakat mulai beranjak untuk memulihkan perekonomian mereka. Lalu, bagaimana kelanjutan anggaran Program Jogo Tonggo ini?

Nominal yang tidak sedikit telah direalisasikan untuk Program Jogo Tonggo. Baik Pemerintah Desa maupun Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus bersinergi dalam mencegah virus Corona. Dalam Program “Jogo Tonggo” harus ada tim pengawas dan penanggung jawabnya yang bertugas untuk pendistribusiannya, cara pengadaan bantuannya, dan laporannya.

Tags: No tags

Comments are closed.